Bell’s palsy adalah kelemahan otot pada salah satu sisi
wajah.
Suatu otot harus dikontrol oleh saraf agar bisa bergerak,
seperti halnya otot wajah yang dikontrol oleh saraf khusus. Saraf tersebut
adalah saraf VII (ketujuh) dari saraf yang bercabang dari otak yang khusus memberikan
kontrol pada otot wajah.
Saraf ketujuh ini berasal dari batang otak mulai bercabang
ke seluruh wajah se sisi. Maksudnya saraf ketujuh kiri ya untuk bagian sebelah
kiri wajah, percabangannya dimulai tepat di belakang telinga kita. Bersyukurlah
kepada Allah SWT karena kita bisa menutup-buka mata, tersenyum, mendengar (ya
hal ini karena saraf ketujuh membantu otot-otot penggerak tulang pendengaran),
mengeluarkan air mata, ngiler juga dipersarafi oleh saraf ketujuh. Selain mempunyai
fungsi penggerak (motorik) saraf ketujuh juga berperan dalam dalam sensasi
(sensoris) yaitu merasakan rasa makanan hmmm... yummy...
Dokter Charles Bell adalah dokter pertama yang
mendeksripsikan gejala ini pada tahun 1882, dr. Bell adalah dokter
berkebangsaan skotlandia, sedangkan palsy adalah bahasa kedokteran yang berarti
kelemahan. Bell’s palsy dinamakan demikian untuk menghargai penemunya.
Pada pasien dengan Bell’s palsy, otot wajahnya tiba-tiba
berhenti bekerja menjadi lemah, memburuk sampai 48 jam. Kelihatan sekali pada
bagian tampak wajah tampak mencong se sisi, mulut tampak jatuh, mata kelihatan
malas dan susah untuk ditutup atau dibuka.
Pasien dengan Bell’s palsy juga bisa merasakan
pendengarannya semakin peka (tambah keras) dan sakit disekitar telinga.
Kehilangan rasa juga dapat dirasakan pada bagian sisi yang
terkena, namun penderita jarang sekali menyadarinya karena lidah sebelah masih
terasa.
Kabar baiknya, Bell’s palsy biasanya kembali normal beberapa
minggu sampai bulan kemudian dan tidak meninggalkan bekas, saraf ketujuh
memperbaiki dirinya sendiri menjadi normal.
Penyebabnya diduga adalah infeksi virus yang menyebabkan
pembengkakan di sekitar saraf ketujuh ini, sering diduga karena infeksi virus
herpes simplex walaupun virus lainnya juga mungkin.
Gejala pada Bell’s palsy bisa mirip dengan penyakit lain
seperti tumor yang menekan saraf ketujuh atau menekan otak, stroke atau
berbagai infeksi lain.
Untuk memastikan diagnosis perlu diperiksa ke dokter. Dokter
akan menilai melalui wawancara (anamnesis) dan pemeriksaan fisik. Bila perlu
maka dokter akan melakukan pemeriksaan lebih canggih lagi.
Elektromyografi dan Nerve Conduction Velocity, saya sendiri
belum pernah melakukannya, tesnya semacam memberikan aliran listrik yang kecil
dan tidak sakit kepada otot wajah kemudian dinilai.
Pemeriksaan lebih canggih lainnya seperti CT Scan atau MRI
mungkin saja dilakukan, hal ini untuk memastikan penyebabnya buakn dari tumor
atau apapun di otak Anda.
Jika memang benar penyebabnya stroke atau tumor, tidak akan
menjadi jaminan kelemahan otot wajah tersebut akan sembuh, biasanya selain
kelemahan wajah dokter akan menemukan tanda lainnya pendukung tumor atau
stroke.
Sebagian besar pasien akan sembuh sendiri (3 dari 4 orang
yang menderita penyakit ini), namun penanganan dengan obat-obatan steroid dan
antivirus dapat memberikan hasil yang lumayan bagus.
Pasien yang kesulitan menutup mata sebaiknya diberikan
penutup mata (eye patch) atau setidaknya diberikan penutup mirip bajak laut
supaya tidak kelilipan karena otot mata yang sulit menutup tadi. Dokter mungkin
saja memberikan air mata buatan agar mata tidak kering.