15 Oktober 2012

Patologi Anatomi: Thypus Abdominalis

Kasus:

Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, mengeluhkan demam sejak 4 hari yang lalu, demam tinggi pada malam hari, diare, kembung, mencret. Dilkukan operasi ternyata terdapat perforasi usus 10 cm dari volvula Bauhini. Dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA).

Kausa: 

Perforasi usus et causa Thypus Abdominalis.



Gambar: Sediaan histopatologi thypus abdominalis


DESKRIPSI:

Penyakit ini adalah penyakit pada saluran pencernaan dengan gejala yang ditunjukkan di atas. Thypus abdominalis disebabkan oleh Salmonella typhi

Thypus abdominalis dapat didiagnosis dengan pemeriksaan darah tepi (tes  widal), pemeriksaan sumsum tulang, atau dengan biakan empedu.

Gambaran mikroskopis pada pemeriksaan histopatologi dapat dideskripsikan sediaan mukosa usus dilapisi epitel toraks selapis dengan satu bagian nekrotik. Submukosa oedematous bersebukan sel radang limfosit, PMN dan beberapa makrofag terlihat aktif melakukan fagosit. Tunika muskularis dan Tunika serosa mengalami hyalinisasi bersebukan sel radang PMN, histiosit.

Prognosis:

Baik

Sifat:

Jinak

      Penatalaksanaan:
 
Tirah baring, dilaksanakan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup sebaiknya rendah serat,
makanan lunak.

Pengobatan:

      Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.

     Antibiotik untuk penderita tifoid :

Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas.
     Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.


      Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)
 
Roburansia.
     Terapi cairan, kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat
mencerna makanan.
 
Jika terjadi perforasi usus berikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai
jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan
pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami
perforasi.

 
Pencegahan:

- Pencegahan terhadap carier dan kasus relaps.
- Perbaikan sanitasi lingkungan.
- Perbaikan hygiene makanan,hygiene perorangan

- Imunisasi 
     Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhii dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).

      Referensi:

      1. Panduan Praktikum PA Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2012
      2. Panduan Pengobatan Dasar Puskesmas DepKes 2007

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar