ATLS edisi kedelapan menganjurkankan pemeriksaan colok dubur
dimasukkan sebagai pemeriksaan awal pada semua pasien trauma. Prostat yang high riding atau tidak terpalpasi adalah
kontraindikasi dilakukannya kateterisasi dan indikasi dilakukannya uretrografi.
Ketika uretra mengalami cedera, akan menyebabkan kemungkinan
timbulnya striktur uretra. Striktur terjadi pada jaringan yang cedera
berkembang membentuk jaringan parut. Striktur uretra menyebabkan penyempitan
sehingga pasokan urin atau semen menjadi terganggu.
Cedera uretra (trauma) dapat berupa cedera bagian depan
(anterior) atau bagian belakang (posterior).
Trauma uretra
anterior:
Terdiri atas pars bulbulosa, pars pendulosa, dan fossa
naviculare.
Biasanya adanya trauma tumpul pada perineum.
Gejala striktur bisa baru terjadi selama beberapa jangka
waktu dari cedera.
Berhubungan dengan straddle like injury (cedera seperti
orang menunggang/mengangkang).
Trauma uretra
posterior:
yang termasuk adalah uretra pars prostatika dan uretra pars
membranasea
Terdapat tanda patah tulang pelvis
Daerah abdomen bawah dan suprapubik terdapat jejas hematom
Urin tidak keluar dari kandung kemih
Buli-buli cembung
High riding prostate
Darah bisa didapatkan ketika melakukan rectal touche
Trauma buli-buli
(vesica urinaria):
Terdapat hematoma pada bagian yang mengalami trauma
(abdomen).
Anuria, keluar darah di urin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar