05 Februari 2015

Mengenal malaria.

Mengenal malaria
Adalah penyakit disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium. Plasmodium masuk kedalam sel darah merah kemudian melakukan pembelahan berkali-kali dan akan berhenti dengan cara si penderita mati atau si plasmodium yang mati karena sistem kekebalan tubuh penderita.

Gejala mirip dengan gejala pada flu secara umum seperti panas, dingin, berkeringat.

Lebih dari 100 jenis plasmodium yang hidup di Bumi, mereka hidup sebagai parasit di dalam tubuh binatang juga manusia. Terdapat empat jenis yang menginfeksi manusia

Falciparum +++
Vivax +++
Malariae ++
Ovale +

di Indonesia paling banyak ditemukan P. falciparum dan vivax, malariae ditemukan juga di Lampung, NTT, papua, ovale di NTT dan papua.

Plasmodium dapat berpindah dengan bantuan nyamuk anopheles betina. Parasit yang disuntikkan bersamaan air liur nyamuk ini dengan cepat bergerak ke hati dan menghindari sistem kekebalan manusia. Parasit kemudian bermultiplikasi disana sampai ribuan kali lipat sebelum bergerak ke pembuluh darah dan menginfeksi sel darah merah.

Hemoglobin adalah makanan bagi plasmodium, plasmodium yang berkembang didalam sel darah merah kemudian bisa pecah. Sel darah merah yang pecah kemudian menginfeksi sel darah merah yang lain. Hal tersebut akan terus berlanjut sampai penderita meninggal atau sampai plasmodium mati karena sistem tubuh manusia.

Plasmodium bisa diisap kembali oleh nyamuk Anopheles yang kemudian bisa menginfeksi manusia lainnya.
Pada keadaan menggigil pasien mungkin juga merasakan sakit kepala, mual, dan muntah, setelah 1-2 jam menggigil badan akan panas, kulit akan panas dan kering. Kemudian, suhu badan turun dan pasien akan berkeringat. Pasien akan merasakan lelah dan mengantuk. Pasien akan baikan setelah tahap berkeringat, namun 2-3 hari kemudian serangan lain timbul ketika darah merah mulai pecah.
Diagnosis biasanya menggunakan apusan darah.

Pengobatan. Klorokuin adalah elemen penting pengobatan, walaupun sekarang sudah banyak jenis yang resisten sehingga kombinasi dengan obat lain diperlukan untuk memberantas penyakit ini.

Beberapa menit disuntik pasien meninggal, ini mungkin akibat syok.

Mengenal berbagai jenis syok
Syok adalah kondisi yang mengancam nyawa ketika tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Hal tersebut berarti sel dan organ tidak mendapatkan cukup pasokan oksigen serta nutrisi untuk berfungsi secara benar. 1 dari 5 orang yang terkena syok akan meninggal. Seseorang harus mendapatkan pertolongan dengan cepat sebelum gejala semakin memburuk.

Jenis:

Syok kardiogenik: ketika jantung mengalami kerusakan sehingga tidak sanggup mengirimkan darah ke tubuh. Penyebabnya terutama karena kerusakan otot jantung seperti infark miokard. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri dan rasa tertekan pada dada serta tanda syok secara umum. Terdapat hipotensi ortostatik (berdiri lebih rendah daripada berbaring).

Syok hipovolemik: ketika kehilangan darah dan cairan yang sangat banyak, sehingga jantung tidak sanggup memompa darah yang cukup ke organ.

(doctortipster)

Syok anafilaktik: terjadi umumnya karena alergi terhadap obat, makanan, atau gigitan serangga. Ini cukup sering terjadi pada praktik kesehatan yaitu ketika pasien sehabis disuntik lalu meninggal. Masyarakat salah menganggapnya sebagai malapraktik. Pengetahuan yang baik sebagai dokter untuk mendiagnosis gejala syok akan membuat harapan terjadi yang lebih parah akan berkurang.

Syok septik: toksin yang dikeluarkan bakteri atau fungi yang menyebabkan kerusakan organ, kemudian dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan fungsi organ yang memburuk.

Syok neurogenik: berasal dari kerusakan sistem saraf.





Penyebab syok antara lain:

Masalah jantung. Misalnya gagal jantung atau serangan jantung.

Volume darah yang rendah. Misalnya pada pendarahan berat dan dehidrasi.

Perubahan pada pembuluh darah. Misalnya pada alergi obat dan infeksi


Obat yang mengurangi fungsi jantung atau tekanan darah.

Trauma pada urethra

ATLS edisi kedelapan menganjurkankan pemeriksaan colok dubur dimasukkan sebagai pemeriksaan awal pada semua pasien trauma. Prostat yang high riding atau tidak terpalpasi adalah kontraindikasi dilakukannya kateterisasi dan indikasi dilakukannya uretrografi.
Ketika uretra mengalami cedera, akan menyebabkan kemungkinan timbulnya striktur uretra. Striktur terjadi pada jaringan yang cedera berkembang membentuk jaringan parut. Striktur uretra menyebabkan penyempitan sehingga pasokan urin atau semen menjadi terganggu.
Cedera uretra (trauma) dapat berupa cedera bagian depan (anterior) atau bagian belakang (posterior).

Trauma uretra anterior:
Terdiri atas pars bulbulosa, pars pendulosa, dan fossa naviculare.
Biasanya adanya trauma tumpul pada perineum.
Gejala striktur bisa baru terjadi selama beberapa jangka waktu dari cedera.
Berhubungan dengan straddle like injury (cedera seperti orang menunggang/mengangkang).

Trauma uretra posterior:
yang termasuk adalah uretra pars prostatika dan uretra pars membranasea
Terdapat tanda patah tulang pelvis
Daerah abdomen bawah dan suprapubik terdapat jejas hematom
Urin tidak keluar dari kandung kemih
Buli-buli cembung
High riding prostate
Darah bisa didapatkan ketika melakukan rectal touche

Trauma buli-buli (vesica urinaria):
Terdapat hematoma pada bagian yang mengalami trauma (abdomen).

Anuria, keluar darah di urin.